Tayangan halaman minggu lalu

5

Rabu, 27 Januari 2010

Anak Muda Korupsi

Tidak mau dikatakan anak-anak dan tak suka jika disebut dewasa, itulah remaja yang kita kenal dengan sebutan anak muda. Tentu saja bukan anak muda dalam film India. Ini cerita tentang anak muda zaman sekarang. Tentang kamu, seorang pemuda yang sedang membaca tulisan ini.

Kita bicara bukan tentang korupsinya para pejabat atau para penguasa. Tapi kita bicara tentang korupsinya anak muda. Apa mungkin anak muda korupsi? Apa yang mereka punya? Tak mungkinlah mereka korupsi. Harta saja tidak punya, uang saku masih minta sama orang tua apalagi kekuasaan.

Memang, remaja tidak mempunyai uang apalagi kekuasaan. Tapi, mereka masih punya waktu sebagai modal utama menjalani kehidupan ini. Kita jarang sekali merasakan bahwa sesungguhnya waktu adalah sesuatu yang sangat berharga sehingga kita kadang-kadang membiarkannya berhamburan sia-sia. Dan waktu pulalah yang mengantarkan kita ke hari ini dengan berbagai suasana.

Allah berfirman dalam al-Quran (yang artinya),

Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-beanr dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Wal ‘ashri, ‘demi waktu’ ; innal insaana lafii khusrin, ‘sesungguhnya setiap manusia itu tambah hari tambah merugi, tambah tua tanbah merugi : illalladzina aamanuu wa’amilushaalihati, ‘kecuali orang yang efektif, yang menjadikan pertambahan waktunya sebgai peningkatan mutu iman, mutu amal ; wa tawaa shawbil haqqi wa tawaa shawbishshabri, ‘ dan setiap waktu terus meningkatkan kemampuan dirinya, sehingga kehadiran dirinya di dunia menjadi jalan nasehat, baik dengan tutur kata atau perilaku bagi orang lain, dalam kebenaran dan kesabaran.’setiap waktunya diolah agar dia makin hari makin rindu akan nasehat. Inilah sesungguhnya orang yang beruntung.

Yang menjadi masalah sesungguhnya bukan terletak pada waktunya, tetapi pada bagaimana kita bisa mengisinya dengan cara yang sebaik-baiknya. Karena waktu adalah salah satu modal remaja untuk melakukan korupsi.

Siapa sih yang tak pernah mengalami kejadian yang bersangkutan dengan korupsi. Tentu kita semua pernah menghadapinya. Karena jujur saja korupsi itu ada, walaupun dalam hal yang kecil. Korupsi waktu misalnya, guru yang tidak datang tepat waktu untuk mengajar anak didiknya, para pejabat yang tidak tepat waktu dalam melakukan apel, bahkan ketika anda tidak menepati waktu dalam sebuah pertemuan, anda sudah melakukan korupsi waktu dengan teman anda.

Banyak contoh korupsi yang sering kita lakukan. Namun, sering kali kita tak menyadarinya. Ketika kita tak menepati janji untuk datang sesuai dengan jadwal yang telah disepakati, dan membiarkan orang tersebut menunggu kita. Sesungguhnya kita telah mengambil hak(waktu) teman kita demi kepentingan kita. Apalagi namanya kalau bukan korupsi waktu.

Saat kita para pelajar yang tugasnya belajar, terkadang lebih sering menggunakan waktu kita untuk bermain dan bersenang-senang. Kita telah mengkorupsi jatah belajar kita dengan kesenangan kita.

Selain itu, korupsi yang mungkin dilakukan remaja adalah ketika dia melihat hasil ujian temannya yang sering disebut nyontek. Menyontek maupun jurus jitu kopekologi adalah salah satu contoh dari korupsi yang tanpa sadar telah dilakukan pemuda zaman sekarang. Karena dalam hal ini, ia telah berani mengambil apa yang bukan miliknya, melainkan milik temannya. Tentu saja jawaban yang dilihatnya itu adalah hasil pemikiran dari temannya dan bukan miliknya. Jadi apalagi namanya, kalau bukan korupsi?

Bukankah waktu adalah milik Allah? Ya tentu saja. Lalu mengapa ketika azan sudah berkumandang, kita sering mengabikannya. Seolah-olah suara merdu itu bukan untuk menyeru kita. Lebih senang menjadi masbuk daripada orang yang pertama datang ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah. Tentu saja melalaikan shalat merupakan korupsi pada Sang Maha Pencinta. Jika dengan Sang Maha Pencinta saja sudah seperti itu, lalu bagaimana dengan yang lain?

Begitulah kenyataan pemuda saat ini. Kemana semua para pemuda Islam ? Yang mampu menggetarkan sebuah Negara dengan jumlah yang sedikit. Adakah kau menemukannya saudaraku?

Pemuda merupakan unsur terpenting dalam setiap perubahan dan pembaharuan. Sejarah membuktikan bahwa pemuda selalu menjadi subjek dalam perubahan dan membuka lembar-lembar peradaban yang baru

Pemuda selalu menjadi sumber kekuatan yang akan menjadi modal dalam pembentukan peradaban yang lebih baik. Kekuatan yang harus dimiliki adalah kekuatan intelektual, moral, fisik, emosi, dan kemandirian yang tinggi

Pemuda merupakan generasi penerus yang akan menjamin eksistensi peradaban, bangsa, dan nilai. Pemuda akan menjadi pengawal bagi cita-cita besar suatu bangsa. Sejarah menyatat bahwa peradaban China runtuh dengan serta merta karena pemudanya dibuai dengan candu dan peradaban barat. Russia mengalami degradasi setelah menjadi negara adi daya di tangan sosok pemuda yang lemah. Eropa mengalami kemunduran di tangan pemuda yang terbuai dalam kehidupan yang pragmatis dan hedonis

Saudaraku ! Jadilah seorang pemuda yang kuat, cerdas, kreatif, dinamis, siap menanggung resiko, senantiasa mencari kebenaran dan senantiasa haus akan pengalaman.

Tak perlu kau sia-siakan waktumu dengan hal yang tak berguna, tak perlu kau lakukan lagi korupsi waktu maupun korupsi-korupsi lainnya.

Jadilah seperti Agus Salim muda yang memiliki kemampuan negosiasi dan penguasaan 7 bahasa serta integritas keimanan yang tinggi.

Jadilah seperti Ali bin Abi Thalib ra, memiliki intelektualitas yang tinggi, fisik yang kuat serta kekuatan spiritual yang prima.

Jadilah seperti Usamah bin Zaid sudah bisa memimpin pasukan Islam pertama ekspansi keluar Jazirah Arab saat ia berusia 18 tahun.

Nabi Muhammad pun adalah seorang pemuda yang selalu menjadi teladan dan tempat berhimpun segala potensi kebaikan. Dia adalah panglima perang, da’I, ulama, bussinessman, dan pemimpin sejati.

Bangkitlah sekarang juga wahai pemuda. Ubahlah kebiasaanmu menjadi sesuatu hal yang baik. (Rirus)



Baca Selengkapnya...