Tayangan halaman minggu lalu

5

Selasa, 19 Oktober 2010

Kisah Tak Berurut


Aku mnulis bkan krn aku tau apa yg mw kutulis.
Aku mnulis krna aku ingin mnulis.
Tak ada kisah, tak ada cerita, hanya ada mau.

Dsini smw brbda, yg sholehpun tak nampak lagi kesholehannya. Tak pernah ada kjujuran krna smw slg mndiamkan. Yg baik pun tak lgi baik, krna baik dan buruk sama saja. Tapi dsini masih ada hati yang harus tetap dijaga.

Dari sini, kudengar kabar. Ada tangisan disana. Jeritan suara hati yg belum waktunya memiliki. Tak pernah ada cerita yang kudengar, hanya saja tangisan itu terlihat jelas di setiap pesannya. Tak pernah bermaksud untuk menasehati, hanya saja ku ingin dia tersenyum kembali. Kukirimkan beribu pesan dan beribu doa, berharap ia baik-baik saja.

Dsana, drumah tak beratap namun berpondasi. Kulihat ada letih dengan pertengkarannya yg tak pernah selesai. Pasti ada lelah, dan terkadang ingin menyerah. Tapi jelas ada bahagia dsana, nyata terlihat dalam setiap kata. Di tempat itu, tak perlu ada teori karena smw jiwa bergerak demi satu tujuan. Memang ada salah dan stiap jiwa brusaha mmperbaikinya. Di tempat itu, ada perbedaan, ada ricuh serta ada senyuman tulus yg sangat indah. Inginku pergi melarikan dri dari rumah itu, namun tak pernah bisa pergi jauh.

Dirumah tepas itu, kulihat ada sayang, pasti ada cinta dan ada aku juga. Sayang yg tak pernah dikatakan, namun selalu bisa dirasakan.
Cinta yg tak pernah diucapkan, namun selalu ada pengorbanan. Semua terasa indah saat sudah memasuki batas usia. Baru tersadar, bahwa mereka yg bsa membuatku bhgia. Hanya mereka yg bsa membuatku tersenyum. Semoga masih ada waktu mereguk manisnya hubungan itu, di akhir batas usia mereka.

Jauh dsana, di tanah yg brhektar-hektar luasnya. Dia sendirian, memendam rindu yg tak berpengharapan dan akhirnya jatuh sakit di semester pertama. Ya Allah, kuingin dia menjadi salah satu tentaraMu. Karena q tak bsa menjaganya. Kusampaikan doa rabithahku padanya, jadikanlah ia pejuang di jalanMu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar