Tayangan halaman minggu lalu

3

Rabu, 09 Februari 2011

Rasa Yang Terpasung

Hari ini, kulepaskan kau dari hatiku
Saat kusadar aku mencintaimu lewat hati bukan lewat akal.
Hari ini, kulepaskan kau dari hatiku

Saat kusadar bayang-bayang indah itu hanyalah kesemuan pengantar tidur. Saat kusadar memori otakku telah penuh oleh bayang-bayangmu.
Hari ini, kulepaskan kau dari hatiku
Saat kusadar bahwa kau begitu angkuh dengan keakuanmu.
Sempat aku terpanah oleh pandangan matamu. Pernah aku terhanyut oleh nyanyian hati yang tak ingin sendiri. Terusik hati oleh kelakarmu bahkan aku pun tertawan oleh senyumanmu. Sungguh tak pernah ada cerita yang kuumbar, tak pernah ada rasa yang tersebar. Bukan karena aku takut mengakui rasa itu, hanya saja aku tak mau tidurmu tak nyenyak setelah mengetahui aku menyimpan rasa. Bukan karena aku takut ditolak, hanya saja aku ingin menjaga hatimu agar tetap mencintai-Nya. Aku hanya ingin melihat semua ini berjalan apa adanya.
Kini, bias-bias kata bersambut senyum dan tawa itu tak ada artinya lagi. Sebab semua rasa itu telah kupasung di palung laut. Camar tak sempat mencuri dengar bahkan gulungan ombak pun tak sanggup menebak. Biarkan rasa ini pergi bersama semilir bayu hingga ia kembali pada orang yang tepat di waktu yang tepat.
Aku tak tahu bagaimana caranya membaurkan rindu yang menggelisahkan dan menghilangkan pesona yang menyesatkan. Aku hanya berusaha menghilangkan bayangmu dari ingatanku, mengurangi frekuensi bertemu denganmu, bersikap biasa bila bertemu denganmu, mengaburkan namamu dalam memori otakku karena ku tak mau menjadi hamba cinta.
Hari ini, kulepaskan kau dari hatiku bersamaan dengan dzikir pengusir bayang.
Disini, aku pernah mencintaimu dalam diam meski tak seindah cinta Rabiah dan tak segila Laila Majnun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar