Kemarahan pada dasarnya merupakan suatu hal yang normal dan pasti pernah dialami oleh setiap individu dengan berbagai alasan. Di satu sisi manusia memang harus melepaskan semau amarah uang ada di dalam dirinya agar diperoleh suatu kelegaan atau terlepas dari adanya suatu beban berat. Kemarahan biasanya muncul karena adanya dorongan agresif yang lazim disebut dengan istilah human agresive.
Dorongan rasa marah ini bisa saja muncul karena sesuatu terjadi di luar dugaan atau di luar perhitungan. Harapan yang tinggi sementara kenyataannya tidak demikian juga bisa menyebabkan kekecewaan dan dapat memicu rasa marah.
Dari manakah asal usul sifat marah itu ? Ternyata sifat pemarah itu berasal dari sifat sombong (ego) dalam diri kita. Semakin tinggi ego seseorang, akan semakin besar potensinya untuk marah.
Sifat ini juga berkaitan dengan kedudukan seseorang, semakin besar pangkatnya, semakin banyak hartanya, semakin ramai pengikutnya, maka semakin tinggilah ego seseorang dan tentunya sifat marahnya. Demikian juga kebalikannya, semakin kurang segalanya, akan kuranglah egonya dan akan kurang jugalah sifat marahnya.
Riset menunjukkan 65 % kasus kekerasan akibat kemarahan di masyarakat ternyata dipicu oleh alkohol dan obat-obatan. Zat seperti alkohol, mariyuana, obat tidur atau obat penghilang sakit mengandung apa yang dikenal sebgai efek melepas hambatn (disinhibiting effect). Akibatnya kita cenderung bertindak atas kemarahan.
Zat lain seperti kokain dan obat perangsang lainnya bisa meningkatkan rasa mudah marah dan tersingging. Selama seseorang ketagihan, rasa tersinggung dan marah juga bisa meningkat. Untuk itu, hindarilah mengonsumsi alkohol dan obat-obatan karana selain tidak baik untuk kesehatan, juga memicu timbulnya kekerasan akibat kemarahan.
Ternyata salah satu tujuan dari kemarahan seseorang bisa jadi adalah untuk menarik perhatian orang lain kepada diri mereka sendiri. Mereka sering merasa bahwa perhatian negatif masih lebih baik daripada tidak ada perhatian sama sekali.
Tahukah kamu, apa yang terjadi dalam tubuh kita ketika sedang marah? Marah merupakan emosi yang tersalur melalui sinyal pengantar saraf atau neurotransmitter, pada sel-sel syarat pusat otak. Sinyal ini diteruskan ke kelenjar endokrin suprarenalis penghasil hormon adrenalin. Akibatnya tekanan darah naik. Mukanya menjadi merah,jantung berdebar-debar kencang mengikuti peningkatan hormon adrenalin tadi.
Percaya atau tidak, menarik napas dan menahannya bisa membuat kita menjadi lebih tenang ketika kita merasa emosi memuncak alias marah. Ketika sedang marah, tubuh akan mengeluarkan adrenalin yang memicu jantung berdetak lebih cepat, tekanan darah lebih tinggi sehingga membuat anda siap untuk konfrontasi dengan siapa saja.
Dengan menarik napas dalam-dalam dan menahannya sebentar, lalu melepaskannya lagi, akan membuat detak jantung anda melambat, dan mengirim sinyak ke otak bahwa anda bisa mengatasi kemarahan tanpa harus berkonfrontasi.
Sedikit senyum dan tertawa akan menghilangkan kemarahan. Kemarahan akan reda bila kita mulai tersenyum dan tertawa pada diri sendiri.
Salah satu cara yang paling sering disarankan oranng untuk mengatasai kemarahan adalah melakukan apa yang dinamakan relaksasi. Melakukan relaksasi terbukti dapat membuat seseorang menjadi tenang dalam membuat seseorang menjadi tenang dalam menghadapi berbagai situasi yang kurang menyenangkan atau penuh tekanan.
Relaksasi dapat dilakukan dengan berbagai variasi, misalnya menarik napas dalam-dalam, melakukan latihan ringan untuk mengendurkan otot, ataupun dengan kata-kata : “relaks ; tenang aja; take it easy” ; gak apa-apa kok”
Sebenarnya tidak ada seseorangpun yang benar-benar “dapat membuat kita marah”. Semua kendali atas emosi kita, baik gemnira, senang, susah termasuk marah murni ada di tangan kita masing-masing.
Jadi, meskipun lingkungan sekitar memprovokasi kita untuk marah, kita dapat mengendalikan dan mengontrol respons kita terhadap mereka dalam berbagai situasi.
Ingat selalu : posisi kontrol itu ada di tangan kita, bukan di tangan mereka.
Baca Selengkapnya...